Hasil survei itu diungkapkan oleh akademisi Catherine Hakim dalam bukunya 'Honey Money: The Power Of Erotic Capital'. Seperti dikutip dari Daily Mail, dalam bukunya itu, Hakim membeberkan berbagai penelitian tentang seks untuk mengungkap kebenaran mitos bahwa pria dan wanita memiliki gairah seks yang sama.
Penelitian di Eropa menunjukkan, 1/3 wanita mengaku tidak lagi memiliki gairah seks. Para wanita tersebut pun merasa tidak adanya gairah itu bukan masalah dalam hidup mereka.
Sementara dari penelitian yang dilakukan di 21 negara pada 2008 dan melibatkan 12 ribu responden wanita terungkap, seks bukanlah hal yang membuat wanita bahagia. Dari penelitian itu terungkap, 42% wanita memilih memiliki hewan peliharaan ketimbang seks.
Sebuah survei lainnya yang dilakukan di 58 negara mengungkapkan wanita lebih memikirkan imej tubuh atau penampilan mereka ketimbang seks. Berbagai penelitian tersebut menunjukkan, bahwa memang ada perbedaan besar dalam urusan gairah antara pria dan wanita.
"Mitos bahwa wanita dan pria memiliki gairah seks yang sama harus diungkap karena ini tidak membuat wanita terbantu," jelas Tina Jones, seorang wanita asal Essex, Inggris yang sepakat dengan isi buku Hakim.
"Mitos tersebut bagiku seorang janda dua anak, membuat pria tidak paham kenapa aku tidak lagi memikirkan kebutuhan (seks) itu sebagai yang utama," katanya.
"Wanita ingin bercinta dengan perasaan dicintai dan dihargai. Tapi ketika mereka sudah punya anak, stres saat bekerja, seks buka lagi prioritas. Sementara pria, mereka sepertinya ingin bercinta setiap saat. Kalau mereka tidak bisa melakukannya, mereka bisa frustasi," tutur Tina lagi yang bekerja di bagian administrasi.
Menurut buku Hakim, dari berbagai survei terungkap, gairah seks wanita menurun lebih cepat dari pria setelah menikah selama dua tahun. Konsekuensinya, pria pun jadi stres karena 'kebutuhan' mereka sulit terpenuhi.
"Pria sepertinya tidak paham kalau seks bukanlah segalanya untuk wanita," tambah Tina.
Dalam bukunya Hakim pun mengungkap survei pada 100 pasangan di Australia. Dalam survei tersebut, pasangan itu diminta menulis diary seks selama sembilan bulan.
Dari survei terungkap, wanita ternyata sering menggunakan seks sebagai alat tawar-menawar. Apa maksudnya? Psikolog Bettina Arndt yang melakukan penelitian tersebut memberikan penjelasnnya.
Ia mengatakan, para istri kerap menggunakan seks untuk menghukum suami yang tidak mau melakukan apa kemauan sang istri. Istri akan merayu suami untuk bercinta agar mereka mau melakukan sesuatu atau memberi mereka hadiah.
Strategi itu, menurut survei tersebut, memang berhasil. Karena para suami menginginkan seks lebih dari pasangannya.
Sayangnya menurut Hakim, dengan adanya ketidakseimbangan gairah seks ini, dampak buruknya pada pernikahan pun ada. Pria jadi dua kali lebih berisiko berselingkuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar